Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah was-Syukrulillah kita haturkan ke hadhirat Allah ‘Azza wa Jalla, Majelis Tahkim/Kongres Nasional ke-41 Syarikat Islam telah terlaksana pada 3-6 Desember 2021 bertempat di Surakarta,
Jawa Tengah. Berbagai ketetapan dan keputusan kongres terkait i’tikad mengembalikan Syarikat Islam kepada posisi idealnya sebagai organisasi pergerakan Islam dan kebangsaan telah disusun dalam buku:
Risalah Hasil Majelis Tahkim/Kongres Nasional ke-41 Syarikat Islam, sebagai acuan/pedoman umum untuk kerja-kerja kepengurusan Syarikat Islam – Masa Jihad 2021-2026.
Untuk kelengkapan dan sosialisasi bagi Kaum SI dan masyarakat, Kesekjenan SI menerbitkan profil ringkas ini yang disusun sebagai upaya untuk lebih mengenalkan pergerakan Syarikat Islam (SI) dalam
visinya yang baru, sebagaimana maksud dari transformasi Syarikat Islam Back to Azimuth yang gagasannya telah diletakkan pada periode sebelumnya (masa jihad 2015-2020) dan menjadi program implementatif untuk periode kepengurusan masa jihad ini.
Profil ringkas ini memuat hal-ihwal gerakan Syarikat Islam: Latar Kesejarahan, Prinsip Dasar Pergerakan, Program Perjuangan, Ikhtiar dan Daya Upaya, Amal Usaha, Transformasi Kejuangan, dan Bangun Budaya Baru Syarikat Islam, serta pada bagian akhirnya dilengkapi dengan Susunan Pengurus DPP Syarikat Islam Masa Jihad 2021-2026.
Satu hal yang tak kalah penting yaitu tentang butiran dari rumusan Tafsir Program Asas dan Program Tandhim — yang menjadi pegangan dasar Kaum Syarikat Islam sejak 1931 — dan tengah
dikerjakan proses penyelarasannya untuk menyesuaikan pada konteks kekinian, telah kami muat dan mulai perkenalkan sebagaimana tertulis pada halaman 6 buku ini.
Kiranya Allah ‘Azza wa Jalla meridhai dan memudahkan jalan bagi langkah-langkah yang hendak diperjuangkan hamba-Nya untuk berperan aktif membangun kemaslahatan umat dan bangsa melalui
gerakan Syarikat Islam dalam catur-program yang diberi tagline sebagai Dakwah Ekonomi.
Fattaqullaha Mastatha’tum
BILLAHI FII SABILIL-HAQ
PIMPINAN PUSAT / LAJNAH TANFIDZIYAH
SYARIKAT ISLAM
Latar Kesejarahan
Syarikat Islam adalah organisasi pergerakan nasional, sebagai kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam
(SDI). Didirikan oleh Hadji Samanhudi pada 16 Oktober 1905 di Laweyan Solo. Syarikat Islam sejak berdi-
rinya mengalami pasang-surut dan gelombang pertarungan yang bersesuaian dengan dinamika kehidupan kebangsaan sejak zaman kolonialisme Belanda, pendudukan Jepang, hingga memasuki masa kemerdekaan bangsa pada 17 Agustus 1945. Berlanjut mengisi alam kemerdekaan dengan berbagai model kepemimpinan nasional dalam perubahan kehidupan demokrasi hingga saat ini.
Dalam perjuangan panjangnya, beberapa kali berganti nama mulai dari SDI menjadi SI (Sarekat Islam), lalu menjadi Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai konsekuensi dari penyatuan gerakan afdeeling-afdeeling (cabang) menjadi kekuatan nasional di masa kepemimpinan Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Kongres-kongres Afdeeling SI yang semula bersifat lokal dalam wadah Centraal Sarekat Islam diubah dengan memersatukannya secara nasional dengan sebutan baru: Nationaal Indische Congres atau Natico. Natico1 atau Kongres Kebangsaan Hindia/Indonesia itu menandakan bahwa Sarekat Islam adalah merupakan ‘kekuatan kebangsaan’ dari putera-putera Indonesia/ Hindia yang bersebutan sebagai: Kaoem Boemipoetera.
Sesuai alam dan zamannya sebutan CSI pun berganti menjadi Partai Sarekat Islam, lalu Partai Sarekat Islam Hindia Timur (PSIHT), dan terpatrikan menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)2. Kembali menjadi SI (Syarikat Islam)yaitu saat PSII melakukan fusi bersama empat Partai Politik Islam menjadi Partai Persatuan Pembangunan dan akhirnya Syarikat Islam (SI) menjadi wadah nonpartai politik yang dalam perundang-undangan Republik Indonesia berkedudukan sebagai organisasi kemasyarakatan (Ormas).
Sejak 1973 Syarikat Islam menjadi pergerakan keumatan nonpartai politik dan sejak diberlakukannya fusi tuntas Syarikat Islam menyatakan tidak lagi berpartai politik secara praktis dan mengambil jarak yang sama dengan semua kekuatan partai politik. Syarikat Islam bersifat mandiri, tidak berafiliasi atau menjadi bagian dari partai politik mana pun, tidak mengisolasi diri dari kehidupan bermasyarakat, ber-
bangsa, dan bernegara. Sikap kemandirian Syarikat Islam ini dikukuhkan dalam setiap kongres nasionalnya.
Dua hal yang menjiwai pergerakan SI yaitu keislaman dan kebangsaan sehingga dikenal sebagai pergerakan nasional yang Islami dan pergerakan Islam yang nasionalistis: Nationaal Islamistische dan Islam Nationaalistische. Cara pandang dalam ber-SI adalah Islam dan kebangsaan yang diwu-
judkan dalam perilaku kehidupan berbangsa yang Islami. Dalam asas kejuangannya SI menempatkan Persatuan dalam Umat (persatuan bangsa) sebagai yang utama hinggapada muaranya tercapai Kemerdekaan yang Sejati.
Visi
Syarikat Islam Menjadi Pelopor Utama Dakwah Ekonomi
Berbasis Agama, Sosial, Politik, dan Budaya
Misi
terciptanya kemerdekaan sejati
yang diridhai Allah bagi segenap umat manusia
Maksud
melaksanakan Islam yang seluas-luas dan sepenuh-penuhnya
demi terwujudnya dunia Islam sejati
berdasarkan kehidupan muslim yang sesungguhnya
Tujuan
mewujudkan kehidupan manusia seutuhnya sebagai
hamba Allah yang berpedoman kepada Al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah yang nyata