Syarikat Islam Indonesia

Kota Mojokerto Raih Terbaik 1 Kategori Penegakan Hukum dalam Penyuluh Agama Islam Award Tingkat Jatim

artikel 1

Satu lagi sosok inspiratif dan berprestasi dari Kota Mojokerto, yaitu S. Imroatul Ulfiah. Perempuan penyuluh agama Islam yang bertugas di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mojokerto ini terpilih sebagai Terbaik 1 kategori Penegakan Hukum dalam Penyuluh Agama Islam (PAI) Award tingkat Jawa Timur 2024.

Mengutip laman Pemerintah Kota Mojokerto, Kamis (6/6/2024), prestasi tersebut diraih atas dedikasinya dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba melalui ketahanan keluarga. Sosok yang akrab disapa Ulfi ini aktif menjadi narasumber dan fasilitator tetap pada beragam kegiatan yang digelar BNN Kota Mojokerto.

Atas prestasi dan dedikasi tersebut, Pj. Wali kota Mojokerto turut memberikan apresiasi kepada Ulfi. 

“Kita semua tahu, narkoba ini ancaman besar bagi generasi penerus kita. Sehingga saya sangat mengapresiasi Bu Ulfi yang sejak beberapa tahun ke belakang selalu konsisten ikut terlibat dalam edukasi dan fasilitasi pencegahan narkoba, bersama dengan BNN, Dinsos, atau organisasi lainnya,” ujarnya.

Pasca terpilih sebagai Terbaik 1 dari Provinsi Jawa Timur, perjuangan Ulfi belum usai. Ketua Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kota Mojokerto ini juga akan mewakili Jawa Timur untuk diajang yang sama di tingkat nasional.

“Semoga semua dilancarkan dan sukses. Ini sekaligus tentu menjadi motivasi untuk kita semua agar menjadi sosok yang makin berdampak dan bermanfaat bagi masyarakat Kota Mojokerto dan sekitarnya,” harapnya.

Pada kompetisi PAI Jatim atau PAI Nasional 2024 nanti, ia mengusung Naga Bonar (Ketahanan Keluarga Bebas dari Obat Terlarang dan Narkoba) yang merupakan program andalan dalam mengedukasi dan mengampanyekan pencegahan narkoba untuk berbagai kalangan, utamanya remaja dan orang tua.

Biasanya orang tua dan remaja usia setingkat SMP (13 – 15 tahun) akan mendapatkan edukasi, sosialisasi dan penguatan parenting yaitu pola pengasuhan, komunikasi orang tua dan anak, serta pendekatan moral, akhlak dan sentuhan spiritual.

“Saya terpanggil untuk terus ikut terlibat. Karena melihat maraknya penyalahgunaan obat terlarang dan narkoba di kalangan generasi muda. Padahal mereka ini adalah calon penerus bangsa, harapan besar mewujudkan Indonesia Emas 2045 ada di pundak mereka” tuturnya.

Program intervensi melalui ketahanan keluarga ini sejatinya adalah bagian dari program kerja BNN. Namun, sebagai penyuluh, Ulfi melakukan sejumlah inovasi, agar program tersebut lebih efektif, termasuk terkait model komunikasi, pendampingan, dan melakukan evaluasi secara kuantitatif. Evaluasi ini untuk mengetahui signifikansi dan dampak terukur dari upaya yang telah dilakukan.

“Alhamdulillah, upaya yang dilakukan ini bisa membawa dampak positif dengan tingkat keberhasilan mencapai angka 55 persen. Angka ini diukur dari hasil test dan wawancara yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan program Naga Bonar ini,” jelas Ulfi.